Legality of Reverse Engineering
Legalitas reverse engineering
Last updated
Legalitas reverse engineering
Last updated
sangat bergantung pada konteks dan hukum tempat Anda berada. Reverse engineering bisa menjadi legal, ilegal atau dalam area abu-abu. Berikut adalah contoh legalitas dari masing-masing kategori:
Melakukan reverse engineering terhadap program milik sendiri (baik individu atau perusahaan) yang source code-nya hilang.
Melakukan reverse engineering pada kompetisi CTF.
Melakukan analisis malware.
Melakukan reverse engineering protokol untuk mencapai interoperabilitas antara sistem, yaitu agar sistem atau produk yang berbeda dapat saling berkomunikasi dan bekerja sama.
Contohnya adalah ketika komunitas open-source mempelajari protokol komunikasi printer proprietary untuk mengembangkan driver agar printer tersebut bisa digunakan di Linux.
Melakukan reverse engineering untuk menemukan trade secret (rahasia dagang).
Riset di bidang keamanan juga bisa masuk ke area abu-abu.
Misalnya, beberapa kasus di mana security researcher menghadapi masalah hukum dalam mencari dan/atau mempublikasikan bug yang ditemukan.
Seperti kasus yang melakukan reverse engineering pada PlayStation 3 agar dapat di-jailbreak, digugat oleh Sony. Meskipun tujuannya adalah eksplorasi teknis dan inovasi, aktivitas tersebut dianggap melanggar proteksi DRM dan EULA, sehingga memicu tindakan hukum dari Sony, yang mengklaim bahwa Hotz telah melanggar kekayaan intelektual mereka.
Melakukan reverse engineering untuk tujuan cracking software.
Melakukan reverse engineering dengan maksud membuat produk tiruan yang melanggar paten.